Rabu, 22 Juni 2011

Masjid Nurul Hidayah terancam


Keberadaan Masjid Nurul Hidayah Jalan Pancing, dekat Kompleks MMTC, semakin kritis dan terancam dirubuhkan. Pihak pengembang perumahan di sekitarnya sudah hampir menutup akses warga ke dalam masjid.

Berdasarkan pantauan ,masjid sudah dikelilingi seng hingga hampir tidak kelihatan lagi. Hanya disisakan beberapa meter jalan setapak menuju masjid.Sementara itu, bangunan rumah di sekitar masjid sudah rata dengan tanah. Kondisi Masjid Nurul Hidayah hampir sama dengan Masjid Raudhatul Islam di Jalan Yos Sudarso,depan Kantor Pertamina UPMS I Medan sebelum dirubuhkan beberapa bulan lalu. Nazir Masjid Nurul Hidayah, Aswandi Lubis, mengatakan,pagar seng yang mulai mengelilingi masjid tersebut baru didirikan sepekan lalu.

Sebelumnya, bangunan itu tidak tertutupi. Azwandi khawatir pengembang mulai berani melakukan aksi intimidasi untuk menggusur masjid dengan memagarinya terlebih dulu.Apalagi pagar seng dipasang saat kampus yang ada di dekat masjid,yaitu Universitas Negeri Medan (Unimed) dan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Sumut, serta Universitas Medan Area (UMA), itu memasuki masa liburan kuliah.

Sebab selain warga, selama ini mahasiswa juga menjaga masjid itu.Bahkan saat konflik antara pengembang dengan pihak kenaziran berlangsung pada 5 Juli 2007 lalu, mahasiswa langsung berkumpul untuk menggagalkan perubuhan. “Bisa saja mereka melihat momen ini hari libur kuliah, jadi sedikit mahasiswa yang ada jika dirubuhkan, ”kata Aswandi.

Begitu pun, kenaziran bersama beberapa mahasiswa, warga, dan ormas Islam tetap berkoordinasi untuk mempertahankan masjid.Mereka juga berkoordinasi dengan pihak kepolisian, yang berjanji mendukung agar masjid tidak dirubuhkan tanpa ada izin. Masjid Nurul Hidayah dibangun puluhan tahun lalu. Meskipun berada di atas tanah PTPN2,namun pembangunannya menggunakan sumbangan masyarakat.

Saat itu juga sudah ada surat penyerahan masjid oleh PTPN2 ke warga sekitar. Namun surat tersebut dihilangkan, sehingga peluang untuk menghancurkannya terbuka. “Kami tidak ingin nasib masjid ini sama dengan Masjid Al Ikhlas dan Raudhatul Islam,” tegasnya. Sementara itu,Kepala Kantor Wilayah (Kanwil) Kementerian Agama, Sumut Syariful Mahyabandar, menegaskan, dalam kasus Masjid Nurul Hidayah, pihaknya tetap meminta pengembang mempertahankan masjid di lokasi itu.

Kata Syariful, perubuhan dan penggusuran tidak boleh dilakukan. Dia tidak ingin persoalan perubuhan masjid terus menerus menjadi persoalan di Medan dan sekitarnya. Karena itu, pihaknya tetap mendukung apa yang menjadi tuntutan warga untuk mempertahankan masjid.“Sikap kami sesuai dengan keinginan warga dan umat Islam dalam mempertahankan Masjid Nurul Hidayah.

Jangan sampai memunculkan konflik,”katanya. Ditanya apa usaha yang akan dilakukan Kanwil Kementerian Agama Sumut,dia hanya mengatakan pihaknya sudah meminta agar pihak pengembang terus berkoordinasi dengan aparat terkait agar dicarikan solusi terbaik. Hanya,dia menyayangkan pihak MMTC tidak hadir pada beberapa kali pertemuan.

Sumber : Waspada

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

MASJID AL IKHLAS SEBELUM DIBONGKAR

MASJID AL-IKHLAS DIBONGKAR

AKTIFITAS MASJID AL-IKHLAS SETELAH DIROBOHKAN

AUDIENSI KAPOLRESTA/3 SEPT 2010

PELANTIKAN FUISU-MEDAN

DAUROH FUI-SU

INVESTIGASI ASAHAN JILID2

BANTUAN KE SUMBAR

sitti iklan

IKLAN