Senin, 23 Mei 2011

Setara Institute Kecam Ulah TNI Serang Masjid Al Ikhlas


Jakarta - Setara Institute mengecam ulah oknum aparat Kodam I/Buki Barisan yang melakukan penyerangan terhadap jamah Masjid Al Ikhlas di Jalan Timor No. 23 eks areal Kantor Hubdam I/Bukit Barisan, Kelurahan Sidodadi, Kecamatan Medan Timur.

Dalam siaran pers Setara Institute yang dikiremkan kepada INILAH.COM, Kamis (5/5/2011) malam, dituturkan sebuah kronologi penyerangan oknum aparat Kodam I/Bukit Barisan tersebut.

Rabu (4/5/2011), dini hari sekitar pukul 00.55 Wib. ratusan orang tidak dikenal dan dibantu anggota TNI AD menyerang jamaah yang berada di dalam masjid dengan terlebih dahulu mematikan aliran listrik. Sebelumnya jamaah masjid baru saja menyelesaikan pengajian bersama di lokasi kejadian.

Tindakan kekerasan menyasar 18 jamaah yang berada di dalam mesjid. Mereka ditarik paksa serta dianiaya, dipukul, tendangan dan teriakan kasar oleh para penyerang. Menurut saksi mata ada 2 truk kepolisian yang berjaga-jaga di luar mesjid.

Penyerang juga merampas handphone, dompet, tas, dan barang-barang lain dari jamaah. Setiap jamaah disergap oleh 2-3 orang, diseret keluar, diangkut ke atas truk kepolisian yang sudah disiapkan di luar perkarangan mesjid, tanpa diberi kesempatan untuk mengambil dan mengenakan peci dan sandal. Selanjutnya, seluruh jemaah dibawa ke Mapolresta Medan menggunakan truk Polisi.

Saat diseret ke pekarangan, jamaah melihat ratusan Polisi bersenjata lengkap. Sesampainya di Mapolresta, ke-18 jamaah di perintahkan untuk berbaris dan didata berkaitan barang-barang yang masih tinggal di Masjid, selanjutnya digiring masuk ke ruangan Intel Mapolresta. Beberapa saat diruang intel, sebagian HP milik jamaah dikembalikan namun tidak boleh diaktifkan. Tetapi, beberapa hanphone, tas, helm, uang, dan barang-barang milik jamaah sampai sekarang belum dikembalikan. Setelah lebih dari 2 jam di Mapolresta Medan, ke-18 jemaah tersebut diizinkan untuk pulang.

Sekitar pukul 04.00, bangunan Masjid Al Ikhlas rata dengan tanah setelah dirobohkan oleh tiga buldozer dan becho. Pembongkaran bermula dari rencana tukar guling Masjid Al Ikhlas yang berdiri dilahan milik Detasemen Perhubungan TNI AD dengan pihak pengembang PT. Gandareksa Mulya yang akan mengosongkan lahan untuk dijadikan lokasi sentra bisnis baru. Masjid ini telah berdiri sejak tahun 1975 dan merupakan salah satu mesjid tertua di wilayah tersebut.

Dari kronologi tersebut, Ketua Setara Institute Hendardi, menuduh aparat Kodam I/Bukit Barisan telah melakukan tindakan kekerasan dan mempertontonkan arogansi kekuasaan terhadap permasalahan yang terjadi dengan masyarakat. "Sementara itu tindakan arogansi ini juga tidak menghargai upaya-upaya penyelesaian dan pencarian solusi yang sedang dilakukan oleh berbagai pihak," katanya.

Setara Institute meminta parat pemerintah daerah lebih aktif melindungi fasilitas publik yang dibutuhkan masyarakat. Lembaga ini menekankan bahwa fasilitas penting yang menyangkut tempat ibadah adalah kebutuhan asasi umat beragama. "Pilihan Kodam I/Bukit Barisan menggunakan kekerasan dalam penyelesaian konflik pertanahan menunjukkan kultur militeristik yang tidak berubah meski reformasi TNI telah berlangsung satu dekade. Tindakan kekerasan terhadap warga mutlak dimintai pertanggung jawaban," tegasnya.

Setara Institute mendesak panglima TNI untuk memberikan sanksi kepada bawahan di Kodam I/Bukit Barisan yang tidak mengedepankan kepentingan masyarakat Sumatera Utara umumnya dan khususnya kenyamanan masyarakat muslim dalam menjalankan ibadah keagamaan

Sumber :
JPPN
Suara Islam
Detik Pertama
MonitorIndonesia
Voa Islam
MediaIndonesia
RiaPos
MataNews
NasionalInilah
KoranMuslim
SumutPos

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

MASJID AL IKHLAS SEBELUM DIBONGKAR

MASJID AL-IKHLAS DIBONGKAR

AKTIFITAS MASJID AL-IKHLAS SETELAH DIROBOHKAN

AUDIENSI KAPOLRESTA/3 SEPT 2010

PELANTIKAN FUISU-MEDAN

DAUROH FUI-SU

INVESTIGASI ASAHAN JILID2

BANTUAN KE SUMBAR

sitti iklan

IKLAN